AmanDariCOVID19
Covid 19 – Apa yg Kita Tahu dan Tidak Tahu

Virolog Universitas Cambridge Dr Jane Greatorex telah bekerja di Sierra Leone saat wabah Ebola, dan untuk Public Health England saat epidemic swine flu/flu babi. Sebagai seorang pembimbing senior, pembimbing S1 dan S2 serta direktor studi ilmu medis pra-klinis dan kedokteran hewan di Lucy Cavendish College, ia bertanggung jawab atas perampingan dan peningkatan mutu pelayanan diagnosa HIV di RS Addenbrooke, serta tetap melakukan riset tentang virus influenza, terakhir tentang H1N1v, atau flu babi. Wawancara oleh Alex Spencer, sumber asli dimuat di Cambridge Independent Diterjemahkan oleh Rio Helmi, disunting oleh Wayan Juniarta.
APAKAH MUNGKIN COVID-19 SUDAH BERADA DI UK (KERAJAAN INGGRIS) LEBIH AWAL DIBANDING PERKIRAAN SEMULA? Saya mengerti kenapa pertanyaan ini muncul karena selama musim dingin memang ada beberapa jenis pilek dsb. yang bertahan lama dan sulit disembuhkan, termasuk juga batuk. Ya, singkatnya, kita memang banyak mengalami gangguan pernapasan selama musim dingin. Jawabannya adalah bahwa banyak sekali genomik dan pengurutannya telah dilakukan untuk mencari asal-usul virus ini. Tidak ada tanda bahwa virus ini berasal dari manusia, jadi agak aneh kalau memang sudah ada sebelumnya. Indikasinya lebih terkait pada binatang yang ada di pasar-pasar di Cina, sayangnya. Tidak mungkin virus ini muncul di sini (UK). Apakah virus ini sudah di sini dari dulu? Tidak. Kalau memang ada, kenapa kita melihatnya muncul dan merebak di Cina? Cara virus ini menyebar menunjukkan bahwa virus ini berasal dari sana. Selama musim dingin kita mengalami infeksi-infeksi lain yang mungkin orang-orang keliru menganggap itu COVID-19, tapi sebetulnya bukan.
APAKAH BISA IMUN TERHADAP VIRUS INI? Kami berharap demikian, kalau tidak di Cina di mana terdapat banyak sekali kasus, pasti akan jauh lebih lama sebelum jumlah kasus mulai berkurang. Kalau tidak, kita pasti sudah melihat orang-orang di bagian negara yang paling padat penduduknya terinfeksi berulang kali. Pengamat yang memproyeksikan lintasan (pandemic) pasti akan melihat perubahan kalau orang-orang terinfeksi ulang. LALU KAPAN KITA BISA TAHU PASTI? Untuk mencermati imunitas makan waktu. Contohnya, dengan flu babi, selama hampir 12 bulan setelah kejadian kita tidak benar-benar tahu berapa orang tertular, karena kita harus memberi waktu untuk respon sistem imun – dan makan waktu berminggu-minggu untuk respon sekunder itu. Yang dicari oleh tes imunitas adalah antibodi. Ada respon seketika pertama yang menunjukkan ada virus di sel-sel Anda. Setelah respon otomatis itu, tubuh Anda membangun imunitas, agar di lain waktu bertemu dengan virus itu semestinya Anda sudah kebal. Tapi itu bisa makan waktu satu bulan sebelum Anda mempunyai respon IGB (immunoglobulin) yang sejati. Bayangkan kalau harus mencari semua orang Cina yang terinfeksi – sulit sekali. Kita perlu waktu lumayan untuk mengumpulkan cukup banyak data agar bisa membuktikan bahwa orang sudah punya respon yang baik setiap kali. Itu yang dicari dari semua orang yang sistem imunnya bekerja baik, ketimbang mereka yang sistem imunnya terkompromi, contohnya yang mengidap diabetes.
APAKAH BISA KAMBUH LAGI SETELAH SEMBUH DARI VIRUS INI? Itu tidak terjadi dengan virus-virus saluran pernapasan ini. Gejala yang tetap berlanjut adalah respon tubuh Anda terhadap virusnya, tapi virusnya sendiri sudah hilang dari tubuh Anda setelah beberapa hari. Saya agak kesal dengan disinformasi tentang jangka waktu Anda bisa menularkan virus ini, karena tidak benar. Sembilan hari itu omong kosong. Anda tidak mengeluarkan virus hidup selama itu. Studi-studi itu tidak mencek adanya virus hidup, mereka mencek adanya ‘genome’. Mereka melakukan tes PCR (polymerase chain reaction), yaitu tes yang kami pakai untuk mendiagnosa pasien. Ini tidak menunjuk bahwa ada virus hidup di hidung Anda, tes ini menunjukkan bahwa Anda pernah terjangkit oleh virus. Selama kurang lebih 72 jam setelah infeksi virus, virus hidup di dalam tubuh Anda. Untuk anak-anak bisa lebih lama – pernah diamati selama empat sampai lima hari kalau flu. Jadi, ada perbedaan lumayan besar antara berapa lama kita bisa mendeteksi virus dan berapa lama virus itu bisa menginfeksi orang lain. Dengan corona virus satu-satunya yang bisa dikatakan adalah bahwa iya, mereka masih menyebarkan virus hidup dari sel-sel inang dan dari tubuh (cuman virus hidup itulah yang menginfeksi orang lain) adalah dengan mengambil sampel dari pasien, mengekstrak virusnya lalu ditaruh pada sel-sel kultur jaringan lalu diamati apakah berkembangbiak atau tidak. Tapi itu jarang dilakukan. Tidak banyak studi tentang virus hidup. Kalau tes PCR gampang. Lebih sulit melakukan studi virus hidup.
SELANG BERAPA LAMA ORANG BISA MENULARKAN, SEBELUM NAMPAK GEJALA Kemungkinan besar sampai 48 jam sebelumnya. Gejala-gejala adalah respon tubuh Anda terhadap virus. Virus ini disebut virus akut, jadi, caranya menghindari sistem imun Anda adalah masuk melalui bagian atas saluran pernapasan Anda, lalu tembus melalui sel-sel jaringan epithelial yang melapisi organ-organ dan saluran darah dalam tubuh Anda, kemudian berkembang biak dengan kecepatan luar biasa. Salah satu gejala pertama adalah suhu badan naik, karena virus mempengaruhi sebagian besar tubuh Anda, keseluruhan bagian atas saluran pernapasan Anda. Anda mengalami respon cytokine (molekul-molekul yang berkomunikasi dengan sistem imun), suhu tubuh Anda langsung melonjak dan terasa sangat tidak enak badan. Dengan COVID-19, berupa terjadi batuk kering. Iritasi awal dan batuk itu adalah apa yg diproduksi oleh evolusi virus ini. Batuk itulah yang mengirim virus itu ke ‘host’ yaitu tubuh korban berikutnya. Apa yang kita anggap batuk itu sebenarnya adalah respon tubuh Anda terhadap infeksi dalam sel-sel. Gejala-gejala ini tetap ada jauh lebih lama dibanding kehidupan virus dalam tubuh Anda. Entah kenapa, tapi pilek-pilek biasa, yang juga semacam corona virus, tidak menyebabkan respon yang sama. Tapi influenza selalu menyebabkan respon itu. Influenza menyebabkan pandemik karena ada sesuatu di virus itu yang menyebabkan respon sistem imun yang lebih keras.
KALAU KENA BATUK YANG TAK KUNJUNG HILANG, APAKAH MUNGKIN PERTANDA COVID-19? Saya rasa semakin ke arah sana. Kalau musim sekarang kita sudah melewati musim influenza A (ini di Inggris – red). Kita sudah sampai bagian akhir musim influenza B, jadi sekarang paling-paling COVID-19. Virus ini punya gejala yang cukup menyolok – batuk kering itu, suhu badan yang naik drastis. Ini bukan pilek biasa.
APAKAH IBU HAMIL BISA MENULARKANNYA KE BAYINYA? Seperti halnya semua infeksi virus, dalam trimester pertama bisa membuat masalah untuk janin. Namun tidak ada bukti bahwa pada periode lebih lanjut kehamilan ataupun saat melahirkan bahwa bayi akan terinfeksi. Saya yakin bila Anda batuk-batuk saat melahirkan, Anda akan dipisahkan dari bayi Anda.
MENGAPA ANAK-ANAK SEOLAH KURANG TERDAMPAK? Kami tidak tahu persis mengapa. Banyak hal yang tidak kami ketahui saat ini. Saya khawatir dengan ini semua, adalah bahwa kita mendasarkan pemahaman kita pada data dari Cina dan Italia yang mempunyai populasi yang secara proposional jauh lebih banyak orang yang lanjut usia. Di Italia bagian utara dan keseluruhan Cina, banyak orang yang sangat lanjut usia sehingga datanya mungkin condong terkait demografik itu.
APAKAH DATA DARI CINA BISA DIPERCAYA? Iya, datanya bagus sekali. Studi-studi yang dilakukan sangat bermutu dan begitu cepat dikerjakan, namun kalau penyakit menular konteks selalu penting. Akan terdapat perbedaan-perbedaan genetik dalam respon kita terhadap penyakit. Itu bukan hal baru. Jadi saya was-was. Data yang muncul di sini yang paling penting, itulah yang sedang diamati oleh Public Health England. APAKAH RENCANA PEMERINTAH (INGGRIS) AKAN BERHASIL? Julia Gog adalah ahli matematika di Cambridge yang banyak melakukan studi pasca flu babi dan baru-baru ini melakukan studi berjudul Pandemic, yang mengamati gerak-gerik harian orang-orang dan efek terhadap penyebaran virus. Mereka membuat modeling matematika dengan data pasca flu babi, kemudian memasukkan semua bentuk mitigasi yang bisa diterapkan seperti menutup sekolah dan melarang event-event olah raga dan membuat orang bekerja di rumah. Semua upaya-upaya mitigasi itu dampaknya relatif kecil. Satu-satunya hal yang rupanya punya efek besar sekali adalah menghentikan perjalanan jauh dan menganjurkan masyarakat untuk tidak bepergian. Namun ini adalah yang paling sulit dilakukan dan konsekuensinya masif. Kami sudah banyak sekali mengerjakan soal ini semenjak flu babi. Memang tidak sama, tapi Anda bisa melihat bahwa dalam hal solusi yang terbaik terdapat banyak hal serupa.
SAAT ANDA MENANGANI FLU BABI APAKAH PERNAH MEMPERTIMBANGKAN MENGGUNAKAN TENTARA UNTUK MENGEPUNG KOTA-KOTA UNTUK MENGHENTIKAN ORANG BEPERGIAN? Itu pernah kami proyeksikan supaya bisa mengetahui efektif atau tidak. Tapi, sulit sekali diterapkan di kota besar seperti London. Itu pernah dibicarakan dan dipertimbangkan. Memang terpaksa hal-hal ekstrim seperti itu harus dipertimbangkan karena dengan flu babi, wabah dengan angka kematian yg kita perkirakan begitu besar dan virus itu tersebar cepat sekali. Virus itu sudah berada di Skotlandia dua hari setelah ditemukan. Sementara saya sekarang sudah tidak bekerja dengan pemerintah.
PANDEMIK INI AKAN BERLANGSUNG BERAPA LAMA? Ada beberapa proyeksi yang lumayan tentang ini, ada satu yang mengatakan puncaknya di akhir April (di Inggris – red) yang tentunya menyenangkan – namun saya pikir itu sangat optimis. Lalu ada yang mengatakan Mei. Virus ini akan mati perlahan-lahan tapi secara global tidak sebelum Olimpiade. Sangat membantu bahwa hampir semua event olah raga internasional dibatalkan, mengingat banyak perjalanan internasional yang tersangkut. Berdasarkan flu, satu-satunya hal yang dapat kita bandingkan, dulu saat kita mengalami pandemik, ada puncaknya saat anak-anak masih sekolah. Kemudian mungkin virus ini akan mulai sangat berkurang sekitar Juli dan Agustus (saat liburan sekolah di Inggris). Lalu September kembali bangkit saat murid kembali sekolah. Pernah ada studi yang menarik tentang flu babi di sekolah Eton, karena mereka seolah terperangkap (Eton adalah sekolah asrama/boarding school). Sekitar 20% muridnya menampakkan gejala saat pandemik virus yang konon tidak terlalu berat menginfeksi orang muda, namun akhirnya sekitar 70-80% terbukti tertular. Ini menarik karena mereka semua merasa sehat. Apakah anak-anak itu menularkan, saya kurang tahu. Sumber asli dimuat di Cambridge Independent